Jumat, 24 April 2015

Psikologi Sosial : Social Facilitation, Social Loafing dan Social Deindividuasi

Social Facilitation (Fasilitas Sosial)
Teori fasilitasi sosial pertama kali datang ke cahaya ketika Norman Triplett mulai belajar sifat kompetitif dengan anak-anak. Untuk melakukan hal ini ia memberikan setiap string anak dan telah mereka angin itu. Ketika anak-anak bersaing, mereka jauh lebih produktif. Pikiran ini membuat Triplett berpikir tentang menghapus kompetisi dan menggantinya dengan beberapa bentuk orang yang hanya akan mengawasi proses. Fasilitasi sosial adalah kecenderungan orang untuk melakukan yang lebih baik pada tugas-tugas sederhana ketika di hadapan orang lain. Ini berarti bahwa, setiap kali orang yang sedang diawasi oleh orang lain, mereka akan melakukannya dengan baik pada hal-hal yang mereka sudah baik dalam melakukan. Gagasan bahwa sosial evaluasi memiliki dampak pada kinerja memicu minat dalam psikologi alasan di balik fenomena ini, yang mengarah untuk penelitian lebih lanjut seputar teori fasilitasi sosial dan implikasinya.
Fasilitasi sosial kadang-kadang dikaitkan dengan fakta bahwa orang-orang tertentu lebih rentan terhadap pengaruh sosial , dengan argumen bahwa faktor orang bisa membuat orang-orang ini lebih sadar evaluasi. Karakteristik kepribadian ini dapat menyebabkan beberapa orang untuk lebih sangat dipengaruhi oleh kehadiran pengamat mereka.
Peran fasilitasi sosial penting untuk dipertimbangkan dalam situasi sosial, karena itu berarti bahwa kinerja orang tidak hanya mengandalkan kemampuan mereka, tetapi juga dipengaruhi oleh kesadaran internal sedang dievaluasi. Kinerja dapat sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor situasi, sehingga memungkinkan untuk sepenuhnya mengubah hasil dari situasi. Hal ini dapat menjadi sangat penting ketika mempertimbangkan bagaimana orang akan tampil di bawah evaluasi dan bagaimana berpotensi mempersiapkan situasi mereka. Misalnya, jika praktek pemain basket profesional menembak lemparan bebas dengan palsu penonton kebisingan di latar belakang, dia tidak akan merasa seolah-olah dia berada di bawah banyak evaluasi dalam situasi permainan nyata. Hal ini karena suara-ditekan bebas melempar akan mulai menjadi tugas sederhana daripada tugas yang kompleks karena ia berlatih lebih. Meskipun ia akan tahu bahwa suara palsu tidak mengevaluasi dirinya dengan cara yang sama bahwa orang yang sebenarnya akan, ia menyesuaikan kesadaran tentang evaluasi potensi, dan dengan demikian mencoba untuk memerangi setiap bahaya yang fasilitasi sosial bisa membawa dengan kemampuan shooting-nya.

Social Loafing (Kemalasan Sosial)
Social Loafing dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Kemalasan Sosial, atau Penyandaran Sosial. Selain itu,  Social Loafing sendiri lebih dikenal sebagai fenomena hilangnya produktifitas (George, 1992, dalam Liden, dkk, 2004).
Social loafing adalah berkurangnya motivasi dan usaha saat individu bekerja secara kolektif didalam kelompok jika dibandingkan dengan ketika ia bekerja secara individual atau bekerja sebagai koaktor independen. (Karau dan Williams, 1993). Menurut Reber & Reber (2010) Social Loafing adalah kecenderungan individu mereduksi upaya yang mereka lakukan terhadap sejumlah tugas ketika bekerja bersama dengan orang lain.
CEM memperkirakan bahwa social loafing akan paling lemah ketika individu bekerja dalam kelompok kecil daripada dalam kelompok besar, ketika mereka bekerja pada tugas yang secara instrinsik menarik atau penting bagi mereka, ketika mereka bekerja dengan orang-orang yang dihargai (teman-teman, rekan tim dll), ketika mereka memperkirakan teman sekerja mereka bekerja secara buruk ,serta ketika mereka datang dari budaya yang menekankan pada usaha dan hasil individual daripada kelompok (namun terdapat pengecualian di beberapa budaya Asia, yang menekankan pada kebaikan-kebaikan kolektif dan bukan hasil individual, social loafing tidak tampak terjadi.
Social loafing dapat dikurangi  dengan beberapa cara : dengan membuat hasil akhir teridentifikasi secara individual dengan meningkatkan komitmen pada tugas dan meningkatkan perasaan bahwa tugas tersebut penting serta dengan meyakinkan bahwa kontribusi dari setiap anggota pada tugas adalah unik.

Social Deindividuasi
Deindividuasi merupakan suatu keadaan dimana identitas dan kesadaran diri berkurang secara nyata, individu lebih memfokuskan diri pada kelompok sehingga rasa tanggungjawab pun menjadi kabur (Zanden, dalam Setiyadi, 2002). Menurut Lorenz (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2006) menyebutkan bahwa deindividuasi dapat mengarahkan individu kepada keleluasaan dalam melakukan agresi sehingga agresi yang dilakukannya menjadi lebih intens, karena deindividuasi menyingkirkan atau mengurangi peranan beberapa aspek yang terdapat pada individu, yakni identitas diri pelaku maupun identitas diri korban agresi, serta keterlibatan emosi pelaku agresi terhadap korbannya.
faktor penyebab Deindividuasi
Deindividuasi disebabkan oleh beberapa factor, yaitu diantaranya :
·         Rendahnya Identiafibilitas seseorang
·         Rasa keanggotaan dalam kelompok
Rasa kenaggotaan kelompok  menjadi factor yang menyebabkan terjadinya Deindividuasi, ini dikarenakan Rasa kenaggotaanyang kurang didalamnya.
·         Ukuran kelompok
Ukuran kelompok disini dimaksudkan semakinbesar ukuran dari sebuah kelompok tertentu makan akan semakin besar kemungkinan terjadinya deindividuasi didalamnya.
·         Kebangkitan Personil
Setiap individu didalam kelompok harus mempunyai ikatan yang sama kuat antara yang satu dan yang lainnya. Karena merupakan fondasi yag penting untuk Kebangkitan antar anggotanya yang akan semakin menjauhkan kelompok tersebut dari terjadinya Deindviduasi.

Referensi :
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Social_facilitation&prev=search


Jumat, 17 April 2015

Tugas Softskill 1 Pengulangan

·         Definisi Konsepsional atau Pengertian Kreativitas 4P (Pribadi, Proses, Produk dan Pendorong)
Pengertian kreativitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. Kreativitas dahulu dianggap sebagai ”anugrah yang ajaib”, yang hanya dimiliki oleh  segelintir orang. Sekarang kita tahu bahwa kecerdasan merupakan anugrah ajaib yang dimiliki semua orang.
Kreativitas merupakan kelompok kedua yang dimiliki seseorang berbakat dalam kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk dilihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Konsepsional berasal dari kata konsepsional yaitu hubungan antara konsep khusus yang akan diteliti. Istilah konsepsional adalah pengarah atau pedoman yang masih abstrak sehingga membutuhkan pelengkapnya yaitu definisi operasional. Konseptual kreativitas adalah sesuatu yang menggambarkan adanya hubungan antara konsep yang khusus dengan konsep yang akan diteliti.
·         Definisi Pribadi (Person)
Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.
·         Definisi Proses (Process)
Ditinjau sebagai proses, kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
·         Definisi Pendorong (Press)
Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.
·         Definisi Produk (Product)
Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.
·         Definisi Operasional kreativitas
Kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri – ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal – hal yang sudah ada, yang semuanya itu relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
·         Definisi Kreativitas Menurut Clark
Kreativitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting).
·         Teori Kreativitas Menurut Tokoh-Tokoh
·         Menurut Freud
Proses kreatif berasal dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dan karena menghabiskan energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktifitas kreatifitas. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.
·         Menurut Ernest Kris
Orang-orang yang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan alam pikiran tidak sadar. Sebagai orang dewasa kita tidak mengalami hambatan untuk bisa seperti anak dalam pikiran mereka. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain dengan masalah-masalah serius dalam kehidupan. Dengan demikian, mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif untuk “regress in the service of the ego”.
·         Menurut Jung
Ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Disamping itu, ingatan kabur dari pengalaman-pengalaman seluruh umat manusia tersimpan disana. Secara tidak sadar kita “mengingat” pengalaman-pengalaman yang paling berpengaruh dari nenek moyang kita. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.
·         Menurut Abraham Maslow
Manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan hierarki seperti kebutuhan primitif muncul pada saat lahir dan kebutuhan tinggi berkembang sebagai proses pematangan individu. Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang terendah hingga yang tertinggi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat berkaitan dengan kreativitas. Bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka dapat mencapai apa yang disebut oleh Maslow “peak experience” – saat mendapat kilasan ilham (flash of insight) yang menyebabkan kegembiraan dan rasa syukur karena hidup.
·         Menurut Carl Rogers
Menegaskan bahwa satu persyaratan utama bagi berkembangannya kreativitas suatu bangsa adalah adanya kebebasan. Kebebasan untuk berpikir, menyatakan pikiran, mencipta, yang dapat kita ringkaskan pada moyangnya segala rupa kebebasan yang menjadi hak asasi manusia, yakni adanya kebebasan melakukan pilihan (freedom of choice). Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreatifitas yang konstruktif.
·         Menurut Csikzenmihalyi
Faktor pertama yang memudahkan munculnya kreativitas adalah sifat keturunan bawaan (genetic predisposition) untuk ranah tertentu. Orang yang pendengarannya tajam dan peka terhadap berbagai jenis suara lebih mudah untuuk menjdai pemain musik atau pekerjaan yang berhubungan dengan suara. Selain sifat bawaan, faktor ke dua yang memungkinkan tumbuhnya kreativitas adalah minat dalam ranah tertentu pada saat masih dalam usia dini. Minat itulah menjadikan anak terlibat secara intern dalam ranah tersebut sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas pada masa-masa selanjutnya.
Faktor ketiga adalah faktor keberuntungan. Anak yang dilahirkan dalam keluarga mampu akan memperoleh berbagai fasilitas yang dibutuhkan seperti alat-alat permainan dibandingkan anak yang dilahirkan dalam keluarga miskin. Hal ini akan erat kaitannya denagn pertumbuhan bakat dan kreativitas anak.
Faktor keempat adalah kemampuan berkomunikasi dan berintekrasi dengan sejawat atau acces to a field. Orang yang kreatif ditandai kemampuannya dalam penyusuaikan diri pada setiap situasi sehingga mampu melakukan apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan tujuan.

Produk Kreativitas yang Sedang Booming
Mungkin banyak dari kita yang sangat senang minum minuman berkaleng. Minuman kaleng yang telah habis diminum membuat kaleng bekas minuman tersebut menjadi sampah. Sampah kaleng tersebut sangat sulit untuk terurai. Daripada menjadi sampah dan dapat mengotori lingkungan, ada baiknya sampah kaleng tersebut diubah menjadi produk produk kreativitas yang dapat membuahkan hasil bila dijual.

Kaleng bekas dari produk minuman karbonasi,  biasanya dimanfaatkan untuk wadah benda-benda kecil di rumah. Jika anda punya inspirasi yang bagus, kaleng-kaleng bekas tersebut bisa dibentuk menjadi kerajinan yang berharga, misalnya miniatur mobil, hiasan dinding, tempat tisu,  asbak, dan lainnya. Ada juga seorang bernama Kusnodin yang menyulap kaleng bekas menjadi kerajinan replika burung merak. Pada suatu pameran, produk tersebut sangat menarik perhatian para pengunjung dan banyak diliput oleh wartawan.

Ada nilai lebih yang dirasakan oleh seorang konsumen jika membeli produk yang dibuat dari barang bekas. Selain adanya rasa bangga ketika menunjukkan kepada teman-temannya bahwa barang yang ia miliki adalah buah karya dari produk bekas yang dibuat dengan keterampilan khusus, para konsumen juga merasa ikut membantu mengurangi limbah sampah yang membanjiri bumi, sebagai bagian dari program “Go.. Green”. 



Banyak dari kita sangat senang minum minuman berkaleng. Minuman kaleng yang telah habis diminum membuat kaleng bekas minuman tersebut menjadi sampah. Sampah kaleng tersebut sangat sulit untuk terurai. Daripada menjadi sampah dan dapat mengotori lingkungan, ada baiknya sampah kaleng tersebut diubah menjadi produk produk kreativitas yang dapat membuahkan hasil bila dijual.
Mungkin agak sulit membuat produk kreativitas ini, tapi apa salahnya bila mencoba dan belajar kepada ahlinya semenjak kita masih memiliki niat untuk belajar membuatnya.


Pendapat Saya :
Pendapat saya tentang produk kreativitas dari kaleng ini adalah mencoba untuk membuat produk kreatif dari kaleng ini sangat berguna untuk mengurangi limbah, apalagi limbah dari kaleng termasuk limbah yang sangat sulit untuk terurai. 
Menurut saya, anak - anak muda era masa kini, sangat disarankan untuk mencoba membuat produk kreativitas dari bahan dasar kaleng ini. Selain untuk mengurangi limbah, hal ini juga dapat mencoba mengasah kreativitas yang dimiliki oleh anak - anak muda masa kini. 

Kesimpulan :
Dari produk kreatifitas diatas, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu selain sebagai limbah yang sulit terurai, kaleng bekas minuman berkarbonasi juga dapat diubah menjadi produk kreativitas yang bernilai tinggi. Sebagai contoh seorang bernama Kusnodin yang menyulap kaleng bekas menjadi kerajinan replika burung merak.


·     Mengapa laki – laki menunjukan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan terutama setelah berlalunya masa kanak – kanak?
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebayanya untuk lebih mengambil resiko, dan didorong oleh para orang tua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.















Referensi :
file.unj.edu/Direktori/FPEB/PRODI.../Makalah_Pengembangan_Kreativitas.pdf
Tim Redaksi.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
http://www.kerjausaha.com/2013/01/aneka-usaha-memanfaatkan-barang-bekas.html