Rabu, 06 Mei 2015

Fenomena Kesehatan Mental dan Teori Kesehatan Mental

Fenomena Kesehatan Mental pada Masyarakat Berdasarkan Teori
Kesehatan mental adalah istilah yang mencakup banyak aspek dari kemampuan kita dalam mengatasi stres dan menikmati hidup. Orang menggunakan istilah kesehatan mental untuk menggambarkan masalah-masalah depresi, pergolakan emosional, rasa sakit emosional atau diagnosis psikologis langsung seperti psikosis atau schizofrenia.
Dalam diagnosis dari banyak masalah atau gangguan kesehatan mental, terapis mengevaluasi faktor psikososial kesehatan mental yang mempengaruhi penderita dan faktor juga sumber dari kesehatan mental.
Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah suatu kondisi kesehatan mental yang terjadi pada setidaknya 10% dari korban tabrakan kendaraan bermotor yang telah menderita cedera fisik. Walaupun memiliki banyak faktor penentu, PTSD kausal terkait dengan nyeri kronis dan penyakit fisik. PTSD pasien memiliki kesehatan fisik secara obyektif buruk, kesan subjektif buruk kesehatan fisik mereka, dan menggunakan intervensi medis yang lebih umum daripada usia dan jenis kelamin rekan-rekan. PTSD memperburuk kondisi seperti sakit biasa seperti sakit kepala pasca-trauma, konsekuensi umum dari whiplash. Hubungan kausal antara PTSD dan nyeri meluas ke arah yang berlawanan juga. Kehadiran sakit kronis beberapa bulan setelah tabrakan kendaraan bermotor memprediksi adanya PTSD. Tingkat keparahan dari pengalaman rasa sakit pada awal perawatan psikologis untuk PTSD juga membatasi efektivitas dari pengobatan tersebut. Peran penyebab nyeri kronis pada eksaserbasi PTSD dapat dipahami sebagai pengingat trauma asli dan, jika salah satu sakit kronis dilihat sebagai mewakili hilangnya sumber daya (yaitu, kehilangan kesejahteraan fisik), nyeri terus seperti akan mempertahankan PTSD gejala lama setelah cedera awal.
Post-traumatic stress disorder adalah diagnosis yang diberikan kepada individu tertekan yang telah terkena beberapa peristiwa yang mengancam kehidupan atau kesejahteraan fisik. Berikut beberapa gejala yang dialami :
  • Foto atau mimpi dari peristiwa traumatis
  • Gejala hyperarousal fisiologis (misalnya konsentrasi defisit, gangguan tidur, lekas marah)
  • Upaya untuk menghindari kegiatan, pikiran, atau emosi yang mengingatkan orang pada peristiwa traumatik. Keadaan kepentingan menurun atau mati rasa emosional

Di tahun-tahun terakhir ini sudah kita ketahui bahwa sering kali terjadi kecelakaan dimana-dimana. Entah itu tabrakan antara mobil dengan mobil, motor dengan motor atau dengan keduanya. Terlebih, yang membuat kita miris terhadap peristiwa kecelakaan ini, para pejalan kaki pun bisa di renggut begitu saja nyawanya oleh pengendara motor atau mobil. Padahal jalan yang di lalui para pejalan kaki sudah tepat. Pada peristiwa ini, sudah pasti para korban (yang masih hidup) ataupun keluarga korban yang ditinggalkan akan mengalami suatu gangguan mental yang luar biasa yang mengakibatkan trauma, seperti misalnya korban tidak mau lagi melewati jalan dimana saat kecelakaan yang dialaminya terjadi, atau menaiki kendaraan yang sama ketika terjadi kecelakaan pada waktu lalu, dsb. Hal ini menimbulkan depresi yang besar atau bahkan bisa menjadi stres karena ketidaksiapan mereka ditinggalkan oleh orang-orang yang mereka cintai. Hal ini tidak berlangsung sebentar. Semua ini sudah pasti mengganggu kesehatan mental, karena mungkin sebagian dari mereka menahan stres, kemarahan, atau bahkan bisa menimbulkan dendam. Butuh waktu untuk menghilangkan semua perasaan “kacau” pada semua korban. Terlebih, jika korban mengalami luka yang parah dan harus segera dibawa ke ruang gawat darurat. Keadaan ini tidak hanya mengganggu kesehatan mental. Jika terjadi secara berlarut-larut, akan berdampak juga pada kesehatan fisik mereka.
Mental dan fisik adalah dua komponen yang berbeda. Dari segi bahasa, mental sering disebut dengan jiwa (psikis) dan fisik biasa disebut tubuh (raga). Keduanya adalah komponen penyusun manusia, yang saling mempengaruhi. Seperti kata pepatah Yunani “dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa dan pikiran yang sehat
Teori Kesehatan Mental
Teori kesehatan mental menurut beberapa tokoh :
  1. Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa : Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, serta upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain dengan melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan).
  2. Menurut Zakiah Darajat, kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psichose).
  3. Menurut Pieper dan Uden, kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
  4. Menurut Notosoedirjo dan Latipun, mengatakan bahwa terdapat banyak cara dalam mendefenisikan kesehatan mental (mental hygene) yaitu: (1) karena tidak mengalami gangguan mental, (2) tidak jatuh sakit akibat stessor, (3) sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya, dan (4) tumbuh dan berkembang secara positif.
  5. Frank, L. K. (dalam Notosudirjo & Latipun, 2005) merumuskan pengertian kesehatan mental secara lebih komprehensif dan melihat kesehatan mental secara ”positif”. Dia mengemukakan bahwa kesehatan mental adalah orang yang terus menerus tumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya, menerima tanggung jawab, menemukan penyesuaian (tanpa membayar terlalu tinggi biayanya sendiri atau oleh masyarakat) dalam berpartisipasi dalam memelihara aturan sosial dan tindakan dalam budayanya.

Referensi :
  • http://www.psychologymania.com/2012/02/hubungan-antara-kesehatan-mental-dengan-masyarakat.html
  • http:/translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http//www.bcmj.org/article/post-traumatic-streess-disorder-and-pain-following-motor-vehicle-collisions
  • Ebook Chapter 2 Tentang Kesehatan Mental Universitas Sumatera Utara